Kamis, 08 Desember 2011

Mainan Kayu Tetap Bertahan


Melihat perkembangan jaman yang semakin mederen, kini mainan lokal makin tersingkirkan oleh maraknya mainan import yang semakin merajalela. Sehingga keberadaan mainan tradisional sedikit demi sedikit mulai punah.
Tepat berada di pinggir jalan raya Kalibata, Jakarta Selatan. Dahulu di sepanjang jalan ini menjadi pusat penjual mainan kayu, namun kini hanya tersisakan dua kios pedagang mainan kayu tersebut.
Mainan kayu ini sudah ada sejak tahun 1975 bahkan sampai sekarang. Mainan ini dikembangkan dengan memproduksi kerajinan tangan dari bahan-bahan bekas yang sangat sederhaya, yakni triplek, kayu, dempul, cat, paku, lem, mika plastik dan kayu mahoni.
Mainan kayu ini merupakan mainan tempo dulu yang memiliki khas yang ada di Indonesia. Bentuknya menyerupai kendaraan transportasi yang ada di Indonesia, yaitu, Bajaj, Truk, Bus Trans Jakarta, bahkan Mobil Pertamina pun juga ada.
Menurut Erlan, salah satu penjual mainan tradisional di dekat Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan. Mengakui tertarik dengan mainan ini sejak tahun 1986, lalu ia pun mulai mempelajarinya untuk membuat mainan ini, sehingga pada tahun 1988 ia mulai turut menjual mainan kayu ini yang diproduksinya sendiri dan beberapa dipesan dari Kerawang Jawa Barat.
Yang membuat mainan kayu ini tetap bertahan adalah, ini merupakan kerajinan tangan yang harus dilestarikan, selain antik dan unik, kerajinan ini benar-benar menggunakan keterampilan tangan bukan mesin. Selain itu, mainan kayu ini masih banyak diminati orang, karena mainan ini terkenal sejak dulu dengan kekhasan serta keawetannya. “Bilamana mainan ini rusak, dengan mudah memperbaikinya. Beda dengan mainan plastik, ketika rusak tidak mudah diperbaiki dan pada akhirnya dibuang begitu saja”, ujarnya.
Pengunjung yang datang pun tak hanya dari kalangan orang biasa, tetapi ada juga dari kalangan artis, pejabat dan wisatawan asing. “kerajinan seperti ini harus terus dikembangkan, jangan mau kalah oleh Negara luar. Karena ini merupakan kerajinan budaya Indonesia”, tutur Erlan.
Untuk kisaran harga, masih sangat terjangkau, seperti bajaj dibandrol Rp.30.000 dan Truk Besar serta Bus Trans Jakarta dibandrol Rp.200.000-300.000.




Melihat fenomena ini, mungkin bisa menjadi inspirasi untuk anda yang ingin membuka usaha seperti ini. Pasalnya, dari bahan-bahan bekas sederhana yang ada di sekitar kita bisa menjadi suatu kreativitas yang menghasilkan keuntungan lumayan.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar