Sabtu, 16 Juli 2011

Melongok Ke Acara Festival Kemang 2011






Mendapat info dari seorang teman tentang acara Festival Palang Pintu yang diselenggarakan di bilangan Kemang Raya, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, pada 4-5 Juni 2011. Terus terang saya belum mengerti apa itu Festival Palang Pintu? acara apakah itu? ada apa saja di dalam acara itu?
Dengan rasa penasaran, saya tergoda untuk mendatangi acara Festival Palang Pintu. Sampai disana, ternyata begitu banyak masyarakat yang memadati arena acara tersebut, sehingga membuat saya semakin penasaran untuk masuk dan menjajakinya.
Sebelumnya saya bertanya kepada seorang tukang parkir, acara apakah ini? Dan si tukang parkir menjawab.. “ini adalah acara Festival Palang Pintu, acara tradisi budaya Betawi yang digelar setahun sekali.” Oh, ternyata saya baru mengerti bahwa acara tersebut merupakan agenda tahunan yang digelar masyarakat Betawi dalam memperingati gelar budaya sekaligus menyambut HUT DKI Jakarta.
Perlahan saya mulai melangkah untuk melihat apa yang ada di acara tersebut. Saat memasukinya, ternyata banyak digelar stan bazar di sepanjang tenda yang mana menjual beberapa jenis barang, makanan serta pernak-pernik yang merupakan ciri khas dari adat Betawi.
Setelah itu ada sebuah panggung besar yang ternyata digunakan untuk menyelenggarakannya para peserta Palang Pintu. Selain itu ada juga sebuah rombongan warga Betawi yang berjalan serta berarak-arakan dan diiringi musik Betawi. Tentu saja hal ini membuat saya tambah penasaran.
Pada akhirnya saya tetap berdiri di tempat untuk menyaksikan acara tersebut. Setelah saya amati dari beberapa peragaan, ternyata "Palang Pintu” merupakan suatu tradisi masyarakat Betawi yang biasa dilakukan saat rombongan mempelai pria mendatangi mempelai wanita dalam pesta perkawinan. Rombongan mempelai pria selain membawa bermacam bingkisan khas antara lain roti buaya yang dihias sedemikian rupa, juga membawa beberapa jawara yang jago pencak silat dan berpantun. Mereka harus mengalahkan beberapa jawara dari mempelai wanita sebelum masuk ke rumah mempelai wanita. Jika berhasil, berarti mereka diperbolehkan melewati Palang Pintu ke rumah untuk bersanding dengan mempelai wanita di pelaminan.
Tak hanya itu, festival nyatanya berlangsung seru. Dengan iringan gamang keromong dan lagu sike, para jawara pun saling berbalas pantun di atas panggung, dengan logat Betawi yang sangat kental mampu membuat penonton tertawa ngakak dengan pantun yang kocak. Selain itu para jawara juga beraksi dengan bersilat menggunakan golok yang merupakan senjata tradisional Betawi.
Setelah menyaksikan semua, saya baru mengerti ternyata Festival Palang Pintu itu merupakan bentuk komitmen yang tinggi dari pemuda Betawi untuk menjungjung tinggi warisan dan nilai-nilai kebudayaan Betawi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar